Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 26 Desember 2014

SEIREI TSUKAI NO BLADE DANCE

- Judul: 精霊使いの剣舞 (Seirei Tsukai no Blade Dance)
- Judul Alternatif: Blade Dance of the Elementalers;
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Fantasy; Supernatural; Action; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Pengguna Seirei biasanya hanya terbatas pada gadis-gadis yang berasal dari keluarga bangsawan. Terakhir kali ada pemuda yang menjadi pengguna Seirei, dia kemudian membuat kekacauan di dunia sebagai sang Raja Iblis Sulaiman, maka kemunculan Kazehaya Kamito di sekolah yang khusus melatih pengguna Seirei, Aleishia Seirei Gakuin, terasa mengejutkan dan mengkhawatirkan sekaligus. Namun sang kepala sekolah bersikeras memberi kesempatan kepada Kamito untuk mewakili sekolahnya dalam turnamen antar pengguna Seirei, Blade Dance, sebab satu rahasia yang tidak diketahui oleh banyak orang, Kamito sesungguhnya adalah Ren Ashbell, sang juara legendaris dari turnamen Blade Dance tiga tahun sebelumnya.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Sama sekali tidak ada emosi yang terasa di dalam cerita anime ini. Bukan berarti bahwa dia tidak pernah berusaha -- secara logika, sebenarnya terdapat beberapa adegan yang mampu menggugah hati penonton, seperti misalnya ketika Claire mendadak kehilangan Seirei yang dia sayangi, hanya saja pada kenyataannya, emosi yang seharusnya ada di sana telah hilang entah ke mana. Maka bahkan penonton yang hendak bersimpati sekalipun akhirnya tidak bisa melakukannya. Barangkali penyebabnya adalah karena anime ini sejak awal sudah terlanjur memproklamirkan diri bergenre harem ecchi, yang penuh dengan insiden konyol dan tidak cukup peduli pada emosi para tokohnya kecuali hanya sekadar mengikuti pola yang selalu sama -- bahwa sang tokoh utama pria adalah seseorang yang luar biasa baik hati sehingga dengan suka rela terus melibatkan diri dalam berbagai masalah, sedangkan para tokoh gadis seolah tidak punya pilihan selain jatuh cinta kepadanya. Alhasil, meski kemudian sesekali masih ada momen yang dapat memberi anime ini sedikit warna, kemungkinan besar prasangka penonton tanpa sadar akan langsung menyangkalnya. Terdengar tidak adil? Ya, itu memang benar, tetapi prasangka tersebut dipicu oleh anime ini sendiri. Jika dia menginginkan agar penonton merasakan sesuatu, semestinya dia juga menunjukkan bahwa emosi adalah elemen penting di dalam ceritanya yang telah dipertimbangkan dengan hati-hati.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Secara umum kualitas animasinya biasa-biasa saja, bahkan terkadang menurun hingga gerakan para tokoh di anime bisa terlihat agak kikuk. Namun, visualisasi kekuatan supranatural mereka terbilang cukup bagus, terutama dalam hal pemilihan timing yang tepat untuk menunjukkannya. Tidak sampai menjadikan pertarungan-pertarungannya tampak lebih seru, tetapi setidaknya dia bisa dikatakan berhasil menekankan kesan serius pada adegan aksi yang jelas jauh berbeda dari adegan-adegan lain.

- Karakter:
Sebagian tokoh anime ini sebenarnya diberikan kisah latar yang cukup mendalam, tetapi mereka semua tidak punya cukup relevansi dengan cerita utamanya sehingga kisah-kisah tersebut terasa begitu jauh terpisah dan akhirnya tidak berarti apa-apa. Sebagai contoh, Claire digambarkan bertekad ingin mengikuti Blade Dance karena terdorong oleh suatu bencana besar yang disebabkan oleh sang Calamity Queen empat tahun sebelumnya, namun tidak ada jejak atau pengaruh dari insiden yang dimaksud terhadap jalan cerita anime ini kecuali perlakuan kasar teman-temannya di sekolah. Bahkan, secara visual, setting di anime ini terlihat baik-baik saja, seolah bencana besar tersebut tidak pernah benar-benar terjadi, dan kisah latar Claire pun kemudian terasa seperti omong kosong belaka. Barangkali kisah-kisah ini dimaksudkan untuk mengajak penonton agar membayangkan dunia yang lebih luas, mengesankan bahwa ada sejarah yang lebih panjang daripada yang sempat disampaikan, maka jika memang demikian, kegagalan anime ini terletak pada bagaimana dia tidak mampu menghubungkan dan menyelaraskan mereka untuk bergabung menjadi satu kisah dunia yang merupakan setting-nya. Ini sangat disesalkan, sebab sesungguhnya anime ini sudah melangkah ke arah yang benar. Dia mempertemukan masa lalu para tokohnya di satu titik, yaitu pada saat pertarungan Ren Ashbell, tetapi sayangnya, titik itu tidak dimanfaatkan lebih lanjut untuk terus mengikat mereka bersama. Seandainya saja berhasil, anime ini mungkin akan memiliki setting yang luar biasa menarik yang bahkan menyaingi suatu novel fantasi, tetapi sayang, pada kenyataannya yang dia punya hanyalah sekumpulan kisah hampa yang terpisah-pisah, dan sekelompok tokoh gadis yang seolah tidak punya kegiatan lain dalam kehidupan mereka selain menggoda seorang pemuda.

- Overall Score:
Kamito secara kebetulan bertemu Claire yang sedang mandi di tengah hutan. .... Ini terdengar seperti anime harem. .... Tanpa alasan yang jelas, Kamito lalu mengorbankan diri untuk melindungi Claire yang baru saja dia kenal. .... Ya, tidak salah lagi, ini memang cuma satu lagi anime harem. Meski tidak bisa disangkal bahwa prasangka mungkin menyebabkan penilaian atasnya sedikit bias, sebagian besar anime ini memang hanya berupa serangkaian insiden konyol dan sekumpulan tokoh hampa. Namun pada saat yang sama, juga mudah untuk membayangkan bahwa dia sebenarnya bisa menjadi jauh lebih baik. Terdapat potensi yang begitu luas pada setting dan hubungan antar para tokohnya hingga jika saja dia menghabiskan lebih banyak waktu mengembangkannya, bukan hal yang mustahil bahwa anime ini akan seketika berbalik menjadi salah satu karya yang paling menarik. Nilai 6 dari 10 (Just another harem, unfortunately)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6

Goods:
- CD Music: OP Theme / ED Theme / Image Song
- CD Radio: Vol 1 / Vol 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar