Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Senin, 21 Desember 2015

CLASSROOM CRISIS

- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Juli 2015)
- Genre: Sci-Fi; Drama;
- Episode: 13
- Rating: Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Di dalam Akademi Sains dan Teknologi Kirishina, terdapat sebuah kelas unik yang disebut Departemen Pengembangan Teknologi Lanjutan (Senkou Gijutsu Kaihatsu-bu) atau disingkat A-TEC. Pada siang hari, mereka melakukan aktivitas belajar-mengajar sebagaimana guru dan murid lainnya, tetapi pada malam hari, mereka akan bekerja sebagai pegawai Kirishina Corporation yang bertugas mengembangkan mesin SWNPR. Ketika mendengar bahwa seorang murid pindahan yang hendak bergabung dengan mereka tiba-tiba menjadi korban penyanderaan, Sera Kaito dan para murid A-TEC memutuskan untuk pergi menyelamatkannya. Mereka semua bergembira saat mengetahui misi nekad tersebut ternyata berakhir dengan sukses, sampai kemudian mereka menyadari bahwa si murid pindahan tidak lain adalah Kiryuu Nagisa, adik dari Presiden Direktur Kirishina Corporation dan sekaligus pimpinan baru A-TEC yang telah mendapatkan tugas khusus untuk mengawasi perampingan A-TEC secara bertahap hingga pembubarannya kemudian dalam beberapa bulan yang akan datang.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Kisah tentang perjuangan kelas khusus A-TEC saat menghadapi krisis karena akan segera dibubarkan? Atau justru tentang persaingan antara Nagisa dengan kedua saudaranya? Meskipun judul dan beberapa episode awal mengindikasikan yang pertama, inti sesungguhnya dari anime ini ternyata adalah yang belakangan. Bukan masalah yang terlalu besar, sebenarnya, terutama karena kisah Nagisa tampaknya ditulis dengan perencanaan matang pada setiap langkah yang dia ambil dalam mengejar ambisinya. Namun, judul dan awal yang tidak sesuai ini merupakan salah satu contoh bagaimana anime ini suka membuat ceritanya lebih rumit dari yang seharusnya, sama seperti ketika dia membuat A-TEC, yang seharusnya hanya belajar dan membangun roket, tiba-tiba saja memutuskan untuk turun tangan sendiri menangani kasus penculikan, atau ketika dia mengulas cukup jauh tentang pemilihan anggota senat, padahal hanya dengan menyebutkan bahwa ada politik yang terlibat di balik persaingan di Kirishina semestinya sudah cukup. Dan juga, mengapa A-TEC harus berupa sebuah kelas di sekolah? Jika yang menjadi masalah adalah cuma pembubaran mereka, bukankah membatasi mereka hanya sebagai sebuah departemen di perusahaan Kirishina terasa lebih masuk akal? Jika anime ini bermaksud mengatakan bahwa mereka dikumpulkan agar apa yang mereka pelajari di kelas dapat segera diimplementasikan pada malam harinya, mengapa di antara mereka juga ada yang menjadi akuntan dan PR? Mengapa mereka harus belajar tentang, misalnya, fisika kuantum? Di satu sisi, anime ini mungkin berusaha membahas bisnis dan manajemen dari banyak perspektif, dan hal itu tetap patut dihargai jika memang benar demikian, tetapi masalahnya, semua informasi tersebut tidak pernah terasa perlu. Mereka tidak membantu apa-apa dalam mengantarkan kisah Nagisa. Bahkan, pada akhirnya mereka justru hanya menjadi gangguan yang mengalihkan perhatian penonton, sehingga akan jauh lebih baik seandainya dihilangkan saja.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak ada yang perlu disebutkan secara khusus dari audio visual di anime ini, namun itu tidak harus berarti hal yang buruk. Karena ceritanya yang bertema bisnis dan manajemen, barangkali anime ini hanya tidak punya banyak kesempatan untuk menampilkan animasi yang memukau, dan rasanya memang sulit untuk membuat dialognya lebih menarik daripada yang sudah ada, sementara secara keseluruhan, anime ini sebenarnya sudah cukup memuaskan.

- Tokoh/Karakter:
Karena anime ini tidak benar-benar bercerita tentang pembubaran A-TEC, yang ternyata hanya seperti korban tambahan dari persaingan di Kirishina, Sera Kaito dan semua muridnya seharusnya bukanlah tokoh-tokoh yang utama. Namun, anime ini justru bersikeras menampilkan mereka sesering mungkin hingga seolah-olah mereka adalah pusat di mana ceritanya berputar. Apakah tokoh-tokoh ini menawarkan sesuatu yang lain sehingga layak mendapatkan porsi tampil sebanyak itu -- komedi, barangkali? .... Tidak juga. Bahkan jika mereka dimaksudkan untuk menggambarkan jiwa muda dan inovatif pada A-TEC, yang penting adalah hanya bahwa mereka ada -- bahwa A-TEC memiliki anggota-anggota yang muda, tidak peduli siapapun mereka. Maka, sesungguhnya tidak pernah ada kebutuhan untuk membicarakan tokoh-tokoh tersebut secara khusus. Ini cuma merupakan satu lagi contoh dari kebiasaan buruk anime ini untuk merumitkan hal-hal yang tidak harus dibuat rumit. Akhirnya, dia malah tidak sempat membahas tokoh-tokoh lain seperti Kiryuu Kazuhisa yang lebih pantas untuk diperkenalkan lebih jauh. Anime ini, anehnya, lebih suka menyia-nyiakan waktu untuk bicara tentang tokoh-tokoh pelengkap (yang sebagian bahkan tidak pernah dijelaskan secara spesifik pekerjaan apa yang sebenarnya mereka lakukan) daripada memanfaatkannya untuk tokoh-tokoh yang sebaliknya memang memberi pengaruh nyata kepada ceritanya.

- Overall Score:
Entah sengaja atau tidak, anime ini membuat fokus ceritanya sendiri menjadi kabur. Karena membahas semua subplot, termasuk kisah tentang A-TEC, jauh lebih banyak daripada yang semestinya, kisah utama tentang ambisi Nagisa untuk membalas dendam pun akhirnya terdorong ke belakang, menyusut hingga hanya bagaikan satu lagi subplot yang tidak disampaikan secara lengkap. Animasinya mungkin masih cukup memuaskan, namun ada kesan tidak tuntas yang senantiasa membayangi anime ini -- suatu kekosongan yang dibiarkan tidak terisi. Nilai 7 dari 10 (Unfocused story)


DVD/Blu-ray:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar