Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 15 April 2016

HEAVY OBJECT

- Judul: ヘヴィーオブジェクト (Heavy Object)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2015)
- Genre: Sci-Fi; Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Strong Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Setelah suatu negara mulai menciptakan Object yang menyebabkan semua persenjataan lain seketika tidak berguna, peperangan pun ikut berubah menjadi sepenuhnya mengandalkan Object dan para Elite yang mengendalikannya. Apabila salah satu dari dua Object yang saling berhadapan telah kalah, pertempuran secara otomatis akan berakhir, sebab pihak yang kalah tidak lagi punya pilihan selain mundur, dan pihak yang menang tidak akan memperoleh manfaat apa-apa dengan menyerang sasaran yang sudah tidak mampu melawan. Namun, ketika berada di Alaska, meski Obejct Baby Magnum milik pasukan Legitimate Kingdom telah hancur dan Elite-nya, Milinda Brantini sudah tertangkap, pertempuran ternyata masih tetap berlanjut. Object musuh bertekad mengejar untuk menghabisi seluruh sisa pasukan mereka, dan Qwenthur Barbotage segera menyadari bahwa mereka semua pasti akan tewas jika hanya terus menghindar. Maka, sambil menyelamatkan Milinda, bersama Havia Winchell dia lalu berusaha melakukan suatu hal yang selalu dianggap mustahil, yaitu mengalahkan Object bukan dengan sesama Object, melainkan dengan menggunakan kemampuan mereka sendiri.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski anime ini berusaha menjadikan settingnya terdengar rumit dan canggih, pada akhirnya semua informasi tersebut tidak berarti banyak, laksana bumbu yang mengganti warna suatu masakan namun sedikit pun tidak membuat rasanya lebih kaya. Situasi politik yang sekilas terlihat pelik sebenarnya tidak berfungsi lebih daripada menyebutkan bahwa para tokohnya punya musuh -- siapa mereka dan apa yang mereka perjuangkan sama sekali tidak relevan, dan walaupun memang masih memiliki dasar ilmiah, teknologinya terasa hanya seperti aksesori tambahan untuk membedakan satu Object dari Object yang lain. Malah, ketika bermaksud membangun settingnya, anime ini justru menimbulkan kontradiksi pada dirinya sendiri; di satu sisi, demi mengubah cara bagaimana perang dilaksanakan, dia harus menjadikan Object begitu tangguh hingga tidak mempan terhadap semua jenis senjata bahkan termasuk nuklir, tetapi di sisi lain, agar perang tetap terjadi, dia juga mesti menghadirkan senjata-senjata yang cukup ampuh untuk menghancurkan bahkan Object yang paling tangguh sekalipun. Kesimpulannya, semua kerumitan ini tidak memiliki kegunaan apapun kecuali satu, yaitu menciptakan situasi yang cuma bisa diselesaikan oleh Qwenthur dan Havia sebagai dalih konyol untuk terus mengirim mereka ke garis depan -- konyol, karena sesungguhnya tidak pernah ada alasan yang cukup kuat sehingga mereka harus terlibat dalam pertempuran. Jika setiap Object memang memiliki kelemahan, mengapa butuh seorang calon desainer untuk menemukannya? Apakah selama ini semua tentara di seluruh dunia bahkan tidak pernah berpikir untuk mencurigai kemungkinan tersebut? Dan jika memang sudah ditemukan, mengapa harus mengutus dua orang remaja yang miskin pengalaman bertempur untuk menyerangnya secara langsung? What the heck were all of the other soldiers doing!? Anime ini tampaknya begitu bersikeras untuk menjadikan Qwenthur dan Havia sebagai pusat dari ceritanya, dan barangkali oleh sebab itu pula, dia tidak peduli jika hal tersebut kemudian terkesan sangat mengada-ada.
Namun, pada sisi positifnya, selalu terdapat pemikiran logis yang mendasari taktik Qwenthur ketika mengalahkan Object. Cara bagaimana dia secara heroik mengetahui semua logika tersebut dan dalam sekejap menyusunnya menjadi sebuah taktik jitu tetap terasa terlalu dipaksakan sebagai sebuah cerita, tetapi setidaknya hal ini menyebabkan Object terlihat bagaikan semacam teka-teki yang mampu mengajak penonton untuk ikut berpikir dan kemudian merasa puas saat solusinya diungkapkan.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Anime ini memperlihatkan animasi CG yang luar biasa pada segala hal seputar Object. Tampaknya ada perhatian khusus yang mempertimbangkan posisi dan mekanisme setiap bagiannya sehingga gerakan Object terkesan cukup realistis, dan dengan dukungan sound effects yang sesuai, dia juga berhasil menampilkan Object sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh berukuran raksasa dan berkekuatan dahsyat.
Sayangnya, pada saat yang sama, anime ini juga dinodai oleh salah satu penulisan dialog yang paling tidak efisien yang pernah ada. Singkatnya, tokoh-tokoh di anime ini, terutama Qwenthur dan Havia, dibuat bicara terlalu banyak. Mulai dari mengharuskan mereka membahas hal yang seharusnya tidak perlu mereka bahas, seperti situasi politik yang tidak bermakna apa-apa itu, hingga juga mewajibkan mereka untuk melukiskan secara terbuka semua hal yang mereka lihat, lakukan, rasakan, dan pikirkan, anime ini seolah tidak punya cara lain untuk menyampaikan informasi kecuali melalui dialog para tokohnya. Ditambah lagi, perkataan yang sesekali bernada erotis dan penggunaan analogi yang tidak lazim juga tidak membantu menjadikan dialog mereka lebih nyaman didengar, tetapi bahkan sebaliknya justru semakin membingungkan dan membosankan. Bukan berarti bahwa sama sekali tidak ada hal penting yang mereka katakan, namun informasi yang masih memiliki manfaat telah bercampur aduk dan tenggelam di antara ucapan-ucapan hampa.

- Tokoh/Karakter:
Qwenthur sedang berlatih untuk menjadi desainer Object, tetapi dalam pertempuran dia akan seketika menjadi ahli taktik genius dengan pengetahuan luas yang sanggup menemukan jalan keluar dari situasi segawat apapun. Dan meski berhadapan dengan Object yang dapat menghancurkannya dalam sekejap, Havia akan selalu melangkah maju dengan berani. .... Anime ini bermaksud menjadikan para tokoh utamanya sebagai dua orang pahlawan -- semacam pasukan khusus anti-Object tempat semua rekannya bergantung untuk mengeluarkan mereka dari masalah. Sebagaimana dia membangun setting hanya demi mencapai tujuan tersebut, anime ini juga melakukan hal yang sama pada karakter Qwenthur dan Havia, dan jika situasi yang mengharuskan mereka terlibat dalam pertempuran kemudian terkesan sangat dipaksakan, demikian pula halnya dengan reaksi mereka terhadap pertempuran itu. Mengapa Qwenthur yang bahkan bukan seorang prajurit tiba-tiba mampu memahami medan tempur lebih baik dari siapapun? Mengapa Havia masih bisa bercanda dengan santai dan bahkan membayangkan secara erotis komandan pasukannya sesaat sebelum dia menyerang senjata musuh yang paling berbahaya? Jawabannya sederhana saja -- mereka harus menjadi pahlawan yang cerdik dan pemberani, maka tidak boleh ada masalah terlalu sulit yang tidak mampu dipecahkan oleh kepandaian Qwenthur dan tidak boleh ada bahaya terlalu besar yang perlu Havia khawatirkan. Bahwa reaksi mereka itu tidak masuk akal dan terasa begitu dilebih-lebihkan, anime ini sekali lagi tidak peduli.

- Overall Score:
Meski bicara tentang Object, Qwenthur dan Havia merupakan pusat sesungguhnya dari keseluruhan cerita anime ini, namun sayangnya, anime ini tidak pernah mampu memberi alasan yang masuk akal mengapa sejak awal mereka harus berada di pusat. Alhasil, setiap kali dia memaksa untuk menjadikan mereka pahlawan (yang pada dasarnya adalah sama saja dengan semua episode) anime ini pun akan langsung terkesan terlalu mengada-ada. Penulisan dialog yang buruk juga tidak membantunya agar terasa lebih menyenangkan, maka kecuali anda memang secara khusus suka menyaksikan pertempuran antara beberapa kendaraan perang raksasa, kualitas anime ini masih cenderung rendah. Skor 7 dari 10 (Satisfying animation)


DVD/Blu-ray:
Volume 8

Goods:
- B2 Tapestry
- Chara Sleeve Collection Mat: Milinda / Frolaytia
- CD Soundtrack

Tidak ada komentar:

Posting Komentar